Langsung ke konten utama

Ibadahnya Sih Rajin, Tapi Akhlaknya Kok...?




Keluasan pemahaman dan wawasan agama bukan jaminan seseorang jadi orang baik. Yang jelas, ketika seseorang memiliki dan memahami ilmu agama yang baik, ia telah diberi petunjuk (hidayatul ‘ilmi) oleh Allah SWT untuk menjadi orang baik.
Demikian juga aktivitas seseorang dalam sebuah ormas Islam, lembaga Islam, partai Islam, atau organisasi dakwah bukan jaminan ia berakhlak baik. Namun, aktivitasnya di lembaga sebuah hal positif karena ia berada di lingkungan yang semestinya Islami.

Yang pasti, mukmin terbaik adalah yang paling baik perilakunya. “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Yang membuat seseorang itu baik, menyenangkan, dan menenangkan bagi sekitarnya adalah akhlak –budi pekerti atau perangai. Bisa jadi, yang paham agama atau aktivis Islam, tidak menyenangkan karena akhlaknya buruk.
Itulah sebabnya, misi utama Rasulullah Saw sebagai nabi dan utusan Allah, menyebarkan agama Islam, adalah “liutammima makarimal akhlaq”, menyempurnakan akhlak mulia (HR. Imam Ahmad dan Al-Hakim).
Akhlak mulia (Akhlaqul Karimah) merupakan manifestasi keimanan dan keislaman seseorang. Akhlak ini melahirkan perilaku yang senantiasa berdasarkan nilai-nilai Islam sebagaimana dipraktikkan oleh Nabi Saw dan para sahabat.
Akhlak mulia Rasul Saw tercermin dalam karakternya yang dikenal terpercaya (amanah), selalu berkata benar dan jujur (shidiq), santun, membela kaum lemah (dhuafa), pemaaf, dan sebagainya.
Termasuk akhlak mulia adalah ikhlas, menghindari riya (pamer amal), menjauhi ghibah (membicarakan aib orang lain), menolak hasad (iri hati kepada orang lain yang sukses atau mendapatkan nikmat), dan sebagainya.
Rajin ibadah, namun akhlaknya kepada manusia buruk, bukan jaminan masuk surga.
“Ada beberapa orang yang datang menemui Rasulullah saw, lalu berkata, ‘Wahai Rosulullah, si fulanah adalah orang yang rajin shalat, puasa, dan mengeluarkan zakat, tapi ia juga sering berbuat jahat terhadap tetangganya. Lantas Rasulullah saw bersbda, “Dia adalah penghuni neraka”. Lalu ada yang berkata kepada Rosulullah, bahwa ada seorang perempuan yang shalatnya biasa-biasa, begitu juga dengan puasa yang dilakukan dan zakat yang dikeluarkannya, tapi ia tidak pernah berbuat jahat terhadap tetangganya. Mendengar hal itu, beliau bersabda, “Dia adalah penghuni surga” (HR Imam Ahmad dan Al-Hakim).
Beberapa Makna
“Akhlak yang mulia adalah berwajah ceria, memberikan kebaikan, dan menahan diri dari gangguan” (Ibnul Mubarak, Jami’ul Ulum wal Hikam).
“Akhlak mulia itu dengan bersabar atas gangguan manusia, tidak marah, dan tidak berlaku kasar kepada mereka” (Imam Ahmad bin Hambal, Adab Syar’iyah).
“Asas akhlak mulia terhadap sesama manusia adalah engkau menyambung persahabatan terhadap orang yang memutusmu dengan memberi salam, memuliakan, mendoakan kebaikannya, memuji dan mengunjunginya” (Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa).
“Akhlak yang mulia asasnya adalah sabar dan lembut, sehingga menghasilkan sifat pemaaf, berlapang dada, bermanfaat bagi manusia, sabar atas gangguan serta membalas kejelekan dengan kebaikan” (Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Riyadhun Nadhirah).
“Agama ini seluruhnya akhlak, barangsiapa memperbaiki akhlaknya maka baik pula agamanya” (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin).
Rasulullah Saw pernah ditanya tentang amalan apa yang paling banyak menyebabkan manusia masuk surga, maka beliau menjawab: “Taqwallahi wa husnul khuluq”, takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al Hakim dari Abu Hurairah). Wallahu a’lam.*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kewajiban Seorang Istri Part 1

Pasutri pasti selalu menginginkan keluarganya terus tentram dan langgeng. Namun kadang yang terjadi di tengah-tengah pernikahan adalah pertengkaran dan perselisihan. Ini boleh jadi karena tidak mengetahui manakah yang menjadi hak atau kewajiban dari masing-masing pasutri. Oleh karena itu, mengetahui kewajiban suami atau kewajiban istri sangatlah penting. Sehingga istri atau suami masing-masing mengetahui manakah tugas yang mesti ia emban dalam rumah tangga.    Keagungan Hak Suami Hak suami yang menjadi kewajiban istri asalnya dijelaskan dalam ayat berikut ini, الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا “ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena ...

Lemah Lembutlah dalam Bertutur Kata Baca Selengkapnya

Segala puji bagi Allah, Rabb yang berhak disembah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. Semakin maju zaman, semakin manusia menjauh dari akhlaq yang mulia. Perangai jahiliyah  dan kekasaran masih meliputi sebagian kaum muslimin. Padahal Islam mencontohkan agar umatnya berakhlaq mulia, di antaranya adalah dengan bertutur kata yang baik. Akhlaq ini semakin membuat orang tertarik pada Islam dan dapat dengan mudah menerima ajakan. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita perangai yang mulia ini.   Perintah Allah untuk Berlaku Lemah Lembut Allah  Ta’ala  berfirman, وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ “ Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.  ” (QS. Al Hijr: 88)  Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi mengatakan, “’ Berendah dirilah ‘ yang dimaksud dalam ayat ini hanya untuk mengungkapkan agar seseorang berlaku lemah lembut dan...

Dzikir Hauqalah Untuk Lenyapkan Beban Berat

DZIKIR  atau mengingat Allah dengan mengucapkan “ hauqalah “, yakni  “Laa haula walaa quwwata illaa billaah” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah” mengandung manfaat sangat besar. Ungkapan  hauqalah   berisi penyerahan diri dalam segala urusan kepada Allah. Menurut Ibnu Mas’ud, lafadz dzikir tersebut bermakna: “Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.” Selain sebagai bukti keimanan –khususnya mengakui Allah SWT sebagai Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, dzikir  hauqalah  juga mendatangkan pahala, kebaikan, dan melenyapkan penyakit. Faidah Dzikir Hauqalah 1.  Hauqalah  merupakan simpanan pahala di surga. “Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga”  (HR. Bukhari). 2.  Hauqalah...